Skip to main content

Perlukah Anak Mengenal Coding Sejak Dini?

  

(Sumber: Cyberthreat.id)


Anda tentu mengenal Steve Jobs, bukan? 

Jika Anda asing dengan nama tersebut, Anda tentu sudah pernah melihat atau bahkan pengguna perangkat populer seperti iPhone dan iPad. Perangkat-perangkat tersebut diproduksi oleh perusahaan teknologi raksasa asal Amerika bernama Apple Inc. 

Steve Jobs adalah visioner di bidang teknologi di balik lahirnya teknologi-teknologi luar biasa seperti iPhone dan iPad itu. Kehebatannya telah berhasil menyelamatkan perusahaan Apple Inc dari kebangkrutan dan membuat perusahaan tersebut menjadi perusahaan paling berharga di dunia.

Steve Jobs berpendapat bahwa semua orang di negara ini harus belajar memprogram komputer (istilah kerennya coding). Hal ini karena komputer mengajarkan kita cara untuk berpikir (how to think). Beliau percaya bahwa kemampuan untuk memprogram komputer berperan besar membantu kesuksesan seseorang di masa depan.

Selain Steve Jobs,  Sundar Pichai, CEO Alphabet (induk usaha Google) juga melihat pentingnya belajar coding bagi semua orang, bahkan lebih khusus berbicara tentang pentingnya coding bagi anak. Beliau berkata: 
Kami ingin setiap anak di dunia bersemangat pada banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang bisa diperoleh dengan coding, bagi dirinya sendiri, bagi lingkungan dan masyarakat.  Semua orang harus punya kesempatan untuk belajar coding di sekolah dan di luar sekolah.

Contoh saja negara maju ini, Singapura. Coding sudah menjadi tren pendidikan disana. Berikutnya ada negara Amerika. Menjadikan coding sebagai materi yang wajib sejak sekolah dasar. Bagaimana dengan di Indonesia? Tidak mau ketinggalan, pelajaran coding sudah mulai dikenalkan pada tingkat SD dan SMP, kebanyakan masih dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Saat ini juga sudah mulai muncul lembaga-lembaga pelatihan yang mengajarkan dasar pemrograman bahkan sejak usia pra sekolah.

Adanya fakta yang diperoleh dari Google. Indonesia masuk ke dalam negara pengguna internet terbesar. Saat ini, anak-anak dengan mudah mengakses internet. Kebanyakan dari mereka hanya bermain game. Nantinya itu akan menjadi kebiasaan buruk anak. Kesempatan baik bagi orangtua bisa mengenalkan coding pada anak. 

Materi coding untuk anak didesain agar mudah dan menyenangkan saat dipelajari. Dengan coding, anak belajar agar dapat menyelesaikan masalah sendiri (problem solving). Kemampuan berpikir anak dilatih untuk menciptakan ide-ide kreatif saat mencoba membuat suatu program (game). Agar mahir dalam coding tentunya harus dengan sering berlatih dan pantang menyerah. 

Masa depan anak akan lebih terarah. Kemampuan coding sangat menjanjikan apabila ditekuni. Sebagai orangtua pasti bangga ketika anak dapat membuat program sendiri. Apalagi jika program tersebut bisa bermanfaat bagi orang lain. Dukungan dari orangtua sangat membantu dalam proses anak belajar coding. 



Comments

Popular posts from this blog

4 Platform Coding Gratis Untuk Anak

Coding (bahasa pemrograman) seringkali dianggap hal yang sulit. Aktivitas coding lebih mengandalkan akal dan pikiran. Tak jarang, coding dilakukan oleh orang dewasa saja. Lalu, adakah coding untuk anak saat ini?  Di zaman serba online ini, semua orang bisa mengakses internet. Dari yang muda sampai tua. Bahkan, anak-anak saat ini juga sudah pandai menggunakan gadget . Coding menjadi salah satu cara agar anak lebih mengenal teknologi. Tak ada salahnya jika anak dikenalkan coding sejak dini.  Kini coding sangat mudah diakses secara online. Coding untuk anak dibuat semenarik mungkin. Anak akan dikenalkan dasar coding melalui permainan terlebih dahulu. Dengan desain warna dan animasi yang seru pasti anak akan menyukainya. Berikut ini beberapa platform coding untuk anak sebagai berikut: 1. Scratch (Website) Sebuah platform coding gratis yang dirancang oleh Mitchel Resnick dan rilis pada tahun 2006.   D ikembangkan oleh MIT Media Lab. Scratch diperuntukkan untuk anak usia 8-16 tahun. Kode pro

Yuma Soerianto, Developer Cilik Segudang Prestasi

( Sumber: Kompas Tekno ) Programming identik dengan orang dewasa. Programming (coding) bisa dibilang aktivitas yang menguras pikiran. Di Indonesia, coding masih terdengar asing. Kursus coding di indonesia juga masih sedikit peminatnya. Tidak hanya orang dewasa saja yang bisa coding. Anak pun bisa asal ada niat dan kemauan yang tinggi.  Tak kecuali dengan Yuma Soerianto. Lahir pada tahun 2006 di Singapura. Ayahnya, Hendri Soerianto berasal dari Jakarta. Maka dari itu, nama belakangnya berunsur Indonesia. Yuma dan orangtuanya memutuskan pindah ke Melbourne, Australia. Yuma bersekolah di Middle Park primary School. Menurutnya tugas yang diberikan kurang menantang untuknya. Ia pun mencoba belajar bahasa pemrograman (coding). Dibantu oleh ayahnya yang bekerja sebagai desainer grafis. Sejak kecil, Yuma sudah menunjukkan minatnya pada komputer dan science. Oleh karena itu, Yuma tak pernah bosan ataupun mengeluh saat belajar coding. Percobaan pertamanya dengan membuat website. Sayangnya, kursu

Coding Untuk Anak, Ada Manfaatnya?

( Sumber: blog.hacktiv8.com )   Semua orang di negara ini harus belajar memprogram komputer, karena komputer mengajarkan kita untuk berpikir - Steve Jobs          Semua orang saat ini pasti bergantung pada teknologi misalnya komputer. Entah itu untuk keperluan pekerjaan atau mencari kesenangan, tentu saja komputer sudah menjadi bagian dari aktivitas seseorang. Namun, tak semua orang bisa memprogram komputer (Coding), bukan? Perlu latihan dan fokus untuk dapat membuat program sendiri.  Sebelum ke topik pembahasan, kenalan dengan coding dulu yuk!  Apa sih Coding itu?   Coding bisa dibilang cara berkomunikasi seseorang dengan komputer untuk membuat program seperti aplikasi, website, dan  game . Tentunya dengan bahasa yang dipahami oleh komputer. Bukan bahasa keseharian, ya. Bahasa yang digunakan dalam coding sudah diprogram jadi bukan asal ketik-mengetik. Contohnya seperti bahasa pemrograman pada HTML, CSS, JavaScript, dan masih banyak lagi.    Coding dapat dikenalkan pada anak mulai dar