Tak kecuali dengan Yuma Soerianto. Lahir pada tahun 2006 di Singapura. Ayahnya, Hendri Soerianto berasal dari Jakarta. Maka dari itu, nama belakangnya berunsur Indonesia. Yuma dan orangtuanya memutuskan pindah ke Melbourne, Australia. Yuma bersekolah di Middle Park primary School. Menurutnya tugas yang diberikan kurang menantang untuknya. Ia pun mencoba belajar bahasa pemrograman (coding). Dibantu oleh ayahnya yang bekerja sebagai desainer grafis.
Sejak kecil, Yuma sudah menunjukkan minatnya pada komputer dan science. Oleh karena itu, Yuma tak pernah bosan ataupun mengeluh saat belajar coding. Percobaan pertamanya dengan membuat website. Sayangnya, kursus coding saat itu masih jarang ditemui. Yuma berinisiatif mendaftarkan dirinya secara online untuk bisa belajar coding. Pilihannya saat itu adalah Stanford University.
Menurut Dollies sang ibu, Yuma mengerjakan coding hanya di sela-sela waktunya. Sekitar 1-2 jam saja. Sehabis itu, Yuma seperti anak-anak pada umumnya. Yuma juga mempelajari ilmu bela diri yaitu taekwondo. Selain itu, ia juga suka bermain piano, games, atau bermain dengan teman-temannya.
Kemampuannya dalam bidang coding patut diapresiasi. Saat usianya 9 tahun, ia berhasil membuat aplikasi iOS pertamanya. Ia beri nama Kid Calculator. Aplikasi khusus anak dalam belajar matematika. Tentu dengan desain yang menyenangkan.
Yuma tak berhenti begitu saja. Kepopuleran nya terdengar hingga kancah internasional. Pada tahun 2017, ia berhasil meraih beasiswa dari Apple WWDC. Apa sih Apple WWDC itu? Apple World Wide Developers Conference (WWDC) sebuah konferensi yang diadakan oleh Apple Inc. tiap tahunnya di California. Konferensi tersebut bertujuan untuk mengenalkan teknologi atau perangkat lunak terbaru dari Apple Inc pada pengembang dan melakukan sesi uji coba.
Menjadi programmer termuda di acara itu, tak menyurutkan semangatnya. Dari situ, Yuma bisa menambah teman baru seprofesinya. Yuma juga sangat dibantu oleh developer senior ketika mulai bergabung. Yuma sangat bangga dapat bertemu langsung dengan Tim cook, CEO Apple Inc.. Tim cook dibuat kagum oleh kemampuan coding yang dimiliki Yuma.
Bagaimana tidak, Yuma mampu membuat aplikasi dalam penerbangannya menuju Apple WWDC di amerika serikat. Hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk Yuma menyelesaikannya. Aplikasi itu adalah Tip Calculator. Sebuah aplikasi untuk turis yang fiturnya berfungsi untuk konversi mata uang saat berbelanja di negara lain dan sudah termasuk pajaknya.
Tahun berikutnya yaitu 2018-2019 lagi-lagi yuma meraih beasiswa dari Apple WWDC. Yuma beberapa kali menjadi pembicara di berbagai konferensi internasional. Mulai dari Indonesia, Singapura, Australia, Mesir dan China. Bahkan, saat di acara World Youth Forum Mesir, Yuma mendapat penghargaan dari Presiden Abdel Fattah El-Sisi.
Begitu banyak prestasinya tidak membuat yuma langsung puas. Ia terus mencoba untuk selalu berkarya di usia mudanya. Beberapa aplikasi yang dibuatnya sudah bisa diakses di App Store. Sejauh ini. ada 9 aplikasi yang sudah dibuat Yuma. Dari yang paling awal sampai yang terbaru yaitu Kid calculator, weather duck, pocket poke for pokemon, hunger button, let's stack, let's stack AR, fireworks builder AR, weather duck for apple watch, dan swipy trash.
Di kesehariannya, Yuma suka membuat video. Ia memiliki akun youtube sendiri, Anyone Can Code. Dan sudah mencapai 13.000 subscribers. Melalui media Youtube, Yuma bisa berbagi caranya memprogram aplikasi.
Mengapa Yuma bisa tertarik menjadi developer, apa istimewanya? Ya pasti karena Yuma senang melakukannya dan ide-idenya bisa terwujudkan dengan coding. Menurutnya, kemajuan teknologi mengubah dunia menjadi lebih baik. Yuma ingin terus menjadi pengembang aplikasi.
Yuma berpendapat bahwa semua orang bisa belajar memprogram. Apalagi saat ini, dengan internet semua informasi mudah didapat. Yuma bersyukur memiliki orangtua yang selalu mendukungnya. Ia juga sering dibantu oleh ayahnya dalam membuat sketsa di aplikasinya.
👍👍👍
ReplyDelete